Sunday 30 March 2008

Berapa surplus beras yang aman?

Produksi beras nasional tahun ini diperkirakan mengalami surplus hingga 2,3 juta ton. Jika diposisikan sebagai cadangan pangan nasional maka hal itu cukup berisiko dan belum aman. Hal tersebut disampaikan pengamat ekonomi Bustanul Arifin. Hal senada juga disampaikan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Departemen Pertanian Djoko Said Damardjati kepada wartawan usai diskusi di Jakarta, Sabtu (29/3).
"Saya tidak menutup mata kalau hari ini sebenarnya beras sudah diekspor, tetapi kalau ada kebijakan untuk ekspor dari pemerintah saya kira tidak bijak," kata Bustanul Arifin. Ia memperkirakan peluang stok beras Indonesia akan berkurang pada bulan Juni-Juli, untuk itu saat ini kurang tepat untuk lakukan ekspor beras. "Meskipun diprediksi akan surplus, sebaiknya stok yang ada sekarang ini ditahan saja," katanya.
''Saat ini, konsumsi beras nasional mencapai 139 kg/kapita/tahun lebih tinggi dibandingkan Malaysia hanya 80 kg/kapita/tahun. Namun, Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan kelautan Bayu Krisnamurthi mengatakan untuk jenis beras high quality pemerintah memperbolehkan siapa pun melakukan ekspor beras asalkan ada izin dari Depdag dengan rekomendasi Deptan.
Lebih jauh, Dirjen Tanaman Pangan menjelaskan, surplus 2,3 juta ton itu bahkan belum cukup aman untuk cadangan ketersediaan beras dalam satu bulan. "Cadangan yang aman untuk satu bulan 2,6-2,7 juta ton. Jadi surplus kita yang sekarang hanya bisa digunakan untuk memenuhi permintaan beras di bulan-bulan produksi beras sedikit." ulas Sutarto Alimuso.