Sunday 27 July 2008

Produksi padi Indonesia melegakan kita

BPS merilis angka ramalan produksi padi 2008 sebanyak 59.8 juta ton atau naik 4.8% dibanding angka tetap 2007 yang mencapai 57.2 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 2.7 juta ton GKG. Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 237 ribu hektar atau 1.96% lebih luas dari panen 2007 (12.15 juta ha) serta kenaikan produktivitas padi sebesar 1.3 kuintal/ha atau 2.76% lebih tinggi dari produktivitas 2007 (47.1 kuintal/ha).
Ini capaian dan kenaikan produksi terbesar dalam sejarah pertanian Indonesia. Ini juga ulangan rekor yang telah dicapai petani Indonesia tahun sebelumnya. , utamanya untuk Angka-angka perkiraan produksi itu, lanjut Mentan, sekaligus mencerminkan semangat dan kerja keras dari seluruh petani di tanah air. “Berkat kerja keras para petani, Insya Allah, rekor produksi padi kembali tercapai tanun ini.’’
Atasnama pribadi dan Departemen Pertanian, Mentan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang dalam kepada para petani, penyuluh dan aparat pertanian yang telah bekerja tanpa lelah dan nyaris tanpa keluh kesah. ‘’Saya kira, kita semua pantas dan sudah selayaknya berterima kasih pada petani ,’’ tegas Anton.
Pujian terhadap prestasi ini juga diungkapkan oleh Bapak Presiden kita sewaktu meresmikan Pekan Padi Nasional (PPN) III di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Sukamandi, Subang 24 Juli 2008.
Ditegaskan pula oleh Presiden bahwa pemerintah telah menetapkan keterjangkauan harga pangan dan ketahanan pangan menjadi prioritas yang harus dicapai pada tahun 2008 dan 2009. ”Sekarang ini kita mulai membangun, meningkatkan anggaran untuk membangun infrastruktur, termasuk irigasi. Memang harus bertahap, karena yang kita bangun di seluruh Indonesia, uang kita tidak cukup, bahkan harus dibagi dengan pendidikan, kesehatan dan lain-lain” kata Presiden SBY ketika berdialog dengan petani di acara tersebut.
Sementara itu Menteri Pertanian Anton Apriyantono dalam sambutannya mengatakan bahwa BB Padi ini telah menghasilkan lebih dari 200 varietas padi yang telah ditanam pada lebih dari 90% areal tanaman padi di Indonesia. Apabila luas panen padi nasional 12 juta ha per tahun,dengan tambahan produksi akibat pergantian varietas 500 kg/ha, maka sumbangan benih padi terhadap produksi padi nasional mencapai 5.4 juta ton. Apabila rata-rata waktu pelepasan varietas baru dibutuhkan 6 tahun, maka nilai tambah per tahun yang dihasilkan 900 ribu ton. Menggunakan asumsi harga gabah kering panen Rp. 2200,- /kg maka dihasilkan 1.98 triliun rupiah.
Bravo BB Padi.

Friday 25 July 2008

Expert Padi Indonesia dibutuhkan Benua Afrika.

Madagaskar mengharapkan Indonesia dapat membagi pengetahuan dan keunggulannya di bidang budidaya tanaman padi yang mereka nilai sangat mengesankan.Hal itu disampaikan Presiden Madagaskar Ravalomanana, saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian Anton Apriyantono di sela-sela acara KTT tentang Ketahanan Pangan di Roma, Italia.Pertemuan dengan Presiden Ravalomanana ini sebelumnya didahului pertemuan Mentan Anton dengan Menteri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Madagaskar Panja Ramanoelina, Atase Pertanian KBRI Roma Erizal Sodikin menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada pers. Presiden Ravalomanana mengatakan bahwa dalam lawatannya ke Jepang sebelum ke KTT ini, pihaknya telah meminta Jepang untuk membantu Madagaskar dalam peningkatan sektor pertaniannya. Pihak Jepang menyatakan siap, namun menyarankan untuk melibatkan Indonesia melalui kerjasama Selatan-Selatan dengan menggandeng FAO sebagai pihak pengelola dana.Mentan Anton, yang dalam pertemuan tersebut didampingi Staf Ahli Menteri bidang Kerjasama Luarnegeri, Atase Pertanian Roma, Staf Khusus Mentan bidang Ekonomi Pertanian, dan Sek III Multilateral KBRI Roma, menyatakan bahwa Indonesia menyambut dengan baik keinginan Madagaskar ini.Menurut Anton, dengan pengalaman dan kemampuan Indonesia dalam sektor pertanian khususnya produksi padi, Indonesia siap mengirimkan tenaga ahli sejumlah yang dibutuhkan, bahkan juga petani unggul Indonesia untuk membagi pengetahuan dan keahliannya, sehingga SDM pertanian padi Madagaskar dapat meningkat.Dikatakan, bahwa Indonesia sudah punya pengalaman dalam kerjasama Selatan-Selatan ini sejak tahun 1996 bersama Tanzania dan Gambia dengan pembentukan Pusat Pelatihan Petani di kedua negara tersebut. Untuk itu Anton menyarankan agar Madagaskar dapat melakukan hal yang sama dengan membuat pusat pelatihan dengan menjadikan Indonesia sebagai pihak yang menyediakan tenaga ahli dan juga kurikulum, termasuk saprodi dan peralatan.Presiden Ravalomanana dalam tanggapannya mengharapkan agar kerjasama melalui pola kerjasama Selatan-Selatan ini dapat ditindaklanjuti, serta dapat direalisasikan segera, sehingga momentum dari KTT Keamanan Pangan ini tidak hilang begitu saja. Mentan Anton Apriyantono sepakat dengan hal ini dan dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai permintaan Madagaskar tersebut.